twitter




I. Pendahuluan
 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu–ribu pulau yang penuh dengan aneka ragam  suku  bangsa  dan  kebudayaan.  Setiap  suku  bangsa  di  Indonesia  menciptakan, menyebarluaskan dan mewariskan kebudayaan masing–masing dari satu generasi ke  generasi  berikutnya agar kebudayaanya tersebut tetap lestari.  Keanekaragaman  suku  bangsa  dan  kebudayaan  itu  pada hakikatnya adalah satu dan memberi identitas khusus serta menjadi modal dasar pengembangan budaya bangsa.Keanekaragaman  kebudayaan  pada  setiap  suku  bangsa  di  indonesia menunjukkan  kekayaan  kebudayaan  Nusantara.  Masing–masing  daerah  di Indonesia  memiliki  corak  kebudayaan  yang  berbeda–beda.  Untuk mengembangkan  kebudayaan  daerah  yang  merupakan  akar  dari  kebudayaan nasional,  Pemerintah  memberikan  landasan  seperti  yang  tercantum  dalam  UUD 1945  pasal  32  yang  berbunyi  ”Pemerintah  memajukan  Kebudayaan  Nasional Indonesia”.
            Kebudayaan daerah harus dipertahankan agar tidak punah, karena kebudayaan daerah merupakan akar dari kebudayaan nasional. Dilihat dari segi kebudayaan, suatu ritual merupakan wujud kegiatan religi dan kepercayaan. Di sibolga, masih  kental  dengan  budaya dan mistik. terdapat banyak ritual, salah satunya diantaranya adalah tradisi mangure lawik .dikatakan  sebagai  ritual  karena  dilakukan secara  tetap  pada  waktu  tertentu,  tidak  berubah  waktunya  dan  dilangsungkan secara turun-temurun.Tradisi  labuhan  bagi  masyarakat  nelayan  sibolga merupakan folklor sebagian lisan. Di dalamnya terdapat bentuk folklor lisan yaitu berupa doa-doa yang digunakan dalam Tradisi mangurai lawik dan juga terdapat bentuk folklor bukan lisan  yang  dapat  dilihat  pada  isi  komponen,peralatan,perlengkapan  dan  pelaku Tradisi Mangurai lawik.  Jika  dilihat  dari  segi  kebudayaan  upacara  atau  ritual  adat merupakan wujud kegiatan religi atau kepercayaan.
            Mangurai lawik  atau  kenduri laut adalah  ritual  sakral  dengan  tujuan  untuk mendapatkan  keselamatan  dan  berkah  dari  Allah  agar  dapat  memperoleh hasil tangkapan  ikan  yang  berlimpah, membersihkan  lingkungan  tempat  tinggal  dan lautan dari  sesuatu  yang  dipandang   tidak  baik  atau  buruk  serta  jahat.  Dalam tradisi mangurai lawik juga ada harapan, keinginan, agar masyarakat terhindar dari mala petaka yang menimpa mereka apalagi ada kepercayaan dan keyakinan  bahwa laut memiliki karakteristik tertentu seperti ombak yang sangat besar,  angin  yang  kencang akan  riskan  dengan  malapetaka  sehingga untuk mencegah  hal  tersebut  maka  diperlukan  adanya  Tradisi  labuhan  atau  sedekah laut.


Tujuan :
1.      untuk mengetahui tradisi mangure lawik di sibolga
2.      untuk mengetahui tata cara pelaksanaan upacara mangure lawik di sibolga
3.      untuk mengetahui makna yang terkandung dari tradisi tersebut

pembahasan
Kota Sibolga merupakan kota yang didiami oleh berbagai etnis di indonesia. Telah tercatat kurang lebih terdapat 11 suku yang ditinggal kota sibolga. Beragam kegiatan seni dan budaya yangmasih dipertahankan. Sebagai salah satu kota yang terletak dipesisir pantai, budaya pesisir adalah budaya yang paling mendominasi. Tradisi yang saat ini masih dipertahankan yaitu upacara Mangurai LawikMangurai lawik merupakan tradisi budaya nelayan di sibolga dan sekitarnya sebagai wujud syukur seraya  memanjatkan doa kepada tuhan , menjaga kelestarian laut seperti terumbu karang dan menjalin ikatantali persaudaraan yang erat antarsesama nelayan.
Tradisi mangurai lawik biasa dilakukan oleh para nelayan pada saat nelayan akan memulaimusim penangkapan. Kegiatan ini juga di kenal dengan jamu laut atau kenduri laut yang dilaksanakan dikawasan sibustak-bustak jalan mojopahit aek habil kota sibolga.
Tradisi mangurai lawik ini masih dipertahankan meskipun sudah muai punah padahal tradisi ini cukup bagus untuk promosi pariwisata maupun untuk para nelayan itu sendiri.Mangurai lawik diprakarsai KNTM (Kelompok Nelayan Tolong Menolong) Sibolga bekerja sama Dinas Kelautan, dan Perikanan Sibolga.Di balik pelaksanaan Tradisi mangurai lawik tersebut apabila dikaji lebih dalam,mengandung  banyak  makna  simbolis.  Makna  tersebut dapat  diungkap  dari berbagai perlengkapan upacara , sampai dengan doa-doa, sesaji-sesaji yang dipergunakan dalam upacara tersebut. Bahkan perilaku yang ditujukan oleh pelaku upacara itupun mempunyai makna simbolis.
Masyarakat Nelayan di kota sibolga sampai saat ini masih mempercayai bahwa untuk memperoleh keselamatan kita harus bersahabat dengan makhluk halus,penguasa lautan, dan peninggalan para leluhur.Kepercayaan  yang masih  mengakar  kuat  pada  masyarakat  pendukung kebudayaan ini tidak bisa dihapuskan begitu saja. Mereka percaya terhadap adanya mitos. bahwa dalam kehidupan ini ada kehidupan yang tampak dan ada kehidupan yang tidak tampak. Kehidupan yang tampak dan tidak tampak ini dikuasai oleh roh baik dan roh jahat, dan masing-masing sangat mempengarui kehidupan manusia. Kekuatan yang baik akan  mendatangkan  kebaikan  dan  keselamatan,  dan  kekuatan  jahat  akan mendatangkan malapetaka dan bencana bagi masyarakat.
Untuk meraih keselamatan dan rejeki yang melimpah tersebut masyartakat nelayan dikota sibolga banyak menyelenggarakan upacara adat.  Salah  satunya  adalah Tradisi  mangurai lawik  atau  lebih  dikenal dengan jamu laut ataukenduri laut yang diadakan setahun sekali pada tanggal 2 aprilbertepatan dengan hari jadi kota sibolga. Tradisi mangurai lawik ini dianggap  akan menolak  marabahaya  yang  mengancam  kehidupan  masyarakat  nelayan  di kota sibolga.Masyarakat nelayan  di  desa  kota sibolga mempercayai  Tradisi mangurai lawik yang mereka laksanakan pada bulan april setiap tahunnya dapat mengusir gangguan dan mendatangkan  segala keselamatan dan hasil  tangkapan ikan yang berlimpah sebaliknya  apabila  mereka  tidak  melakukan  tradisi  labuhan tersebut akan mendatangkan bencana bagi masyarakat.
Sebenarnya semua ini adalah mitos yang berkembang dan sampai saat ini masih dipercayai oleh masyarakat nelayan sibolga. Mitos ini masih melekat erat dalam alam pikiran mereka yang masih mempercayai kekeramatan alam sekitar tempat tinggal, benda-benda pusaka dan roh-roh nenek moyang.Upacara  ini  bersifat  religius  magis  yang  dalam  pelaksanaannya mempunyai  syarat  ketat  dan  harus  dipenuhi  oleh  masyarakat  yang  mempunyai hajat  dan  ritual  dari  upacara  tersebut
Tata cara upacara mangurai lawik di sibolga
Persiapan sebelum upacara
Dalam  prosesi  ritual  ini  masyarakat  nelayan  di  kota sibolga membentuk  panitia  khusus  yang  diketuai  oleh   tetua  adat  masyarakat  kota sibolga. Panitia tahunan tradisi mangurai lawik ini diprakarsai oleh KNTM (Kelompok Nelayan Tolong Menolong) Sibolga bekerja sama Dinas Kelautan, dan Perikanan Sibolga.. Kepanitiaan yang  sudah  dibentuk  ini  kemudian  bertugas  sesuai  dengan  bagiannya  masingmasing.Prosesi  Ritual  ini  melibatkan  seluruh  masyarakat  sibolga. tugas   ketua  panitia  dan semua panitia mengadakan pengecekan terhadap semua perlengkapan yang akan digunakan  dalam  ritual,  urutan  prosesi  ritual,  tatanan  dan  aturan  yang  harus dilaksanakan selama prosesi ritual berlangsung. Tradisi ini dilakukan selama tiga hari.
Sehari  sebelum  ritual  berlangsung   memasak  sesaji  sesuai dengan  bagiannya  masing-masing  dan  mengatur perlengkapan  ritual.Panitia sudah  mempersiapkan  semua  perlengkapan  dan  peralatan  yang  akan  digunakan dalam  prosesi  Ritual.  Perlengkapan  itu  antara  lain panji-panji, kerbau , sesaji dan lainnya.
Pelaksanaan upacara mangurai lawik
Upacara dilakukan selama tiga hari dengan  berbagai rangkaian kegiatan. Peserta upacara adalah seluruh masyarakat sibolga yang dipimpin oleh tetua. Seluruh peserta yang terdiri dari para sesepuh, tetua adat, tamu undangan , dan masyarakat sibolga tidak diwajibkan  memakai pakaian adat.
Hari pertama
1.      pemasangan panji-panji
2.      penaburan limau dan bunga
Hari kedua:
1. penyembelihan kerbau dan makan bersama
2. pembacaan Tahtim/Tahliul doa,
3. penyantunan anak yatim
4.pagelaran seni budaya pesisir
Hari ketiga:
1.      kata sambutan
2.      hiburan pencak silat
3.      pertunjukan seni sikambang
4.      makan bersama
pokok-pokok ritual mangurai lawik:
Nama ritual
Tradisi mangurai lawik atau yangsering dikenal dengan jamu laut ataukenduri laut merupakan ritual melarung atau menghanyutkan sesaji ke laut  yang dilaksanakan  oleh  masyarakat  dikota sibolga. Tradisi  ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 2 april bertepatan dengan hari jadi kota sibolga. diharapkan dengan terlaksananya acara syukuran ini penghasilan nelayan bisa berlimpah.
Tempat ritual
Ritual ini dilaksanakan di kawasan sibustak-bustak jalan mojopahit aek habil kota sibolga
Waktu ritual
Tradisi mangurai lawik ini dilaksanakan pada bulan april. Biasanya dilaksanakan ketika nelayan akan memulai musim penangkapan ikan.
Peserta ritual
Seluruh peserta yang terdiri dari para sesepuh, tetua adat, tamu undangan , dan masyarakat sibolga
Tujuan ritual
Inti  dari pelaksanaan  Tradisi Labuhan di desa Tegalsari ini adalah  untukmembuang  segala  bencana,  kejahatan  dan  malapetaka  sehingga  memperoleh keselamatan  dan  kebahagiaan,  sekaligus  untuk  memohon  keselamatan  dan kesejahteraan  bagi warga masyarakat nelayan sibolga.Dengan melakukan Ritual  ini  masyarakat  akan  merasa  tenang, ayem  tentrem.  Sebaliknya  apabila masyarakat  tidak melaksanakan  ritual maka  akan  timbul  rasa  takut akan  adanya musibah. Tradisi mangurai lawik juga berhubungan  dengan  pemujaan  dan  penghormatan  kepada  Allah  SWT  dan  para leluhur  ini  merupakan  permohonan  untuk  memperoleh  keselamatan  dan kebahagiaan dunia dan akhirat dan rejaki yang melimpah.
Penggunaan kerbau sebagai hewan kurban
Dalam upacara adat mangurai lawik, akan disembelih seekor kerbau yang dagingnya akan dimakan bersama-sama oleh seluruh masyarakat dan tamu undangan. Sedangkan kepala kerbaunya akan dilarung ketengah laut seperti didaerah-daerah peisir lainnya di indonesia. Kepalaa kerbau itu merupakan hewan kurban persembahan agarlaut tidak menelan korban dan umat manusia.Kepala kerbau melambangkan kekuatan karena kerbau adalah hewan yang biasanya digunakan masyarakat untuk membajak sawah. Dalam Tradisi  ini dipercaya  apabila  bisa  mendapatkan  kepala  kerbau  maka  akan  mendapatkan kekuatan  dan  kesehatan.  Sedangkan  jika  pada  prosesi  Labuhan  Kepala  kerbau tidak ada  maka  seluruh  masyarakat  nelayan di sibolga akan  mendapat  bencana kematian atau hilang ditengah laut.
Kesenian sikambang            
Kesenian sikambang ini, merupakan kesenian yang memadukan musik, tarian , senandung, pantun yang paling populer di kota sibolga. Kesenian ini sering diertunjukan pada upacara pernikahan, upacara adat dan hari-hari besar.

Melalui  Tradisi mangurai lawik warga  masyarakat  nelayan  di  sibolga dapat  memelihara  hubungan  yang  harmonis  antar  masyarakat.  Masyarakat  dan alam sekitar.Kepercayaan  yang  masih  mengakar  kuat  pada  masyarakat  pendukung kebudayaan  Tradisi mangurai lawik ini  tidak  dapat  dihapuskan  begitu  saja.  Mereka masih  percaya  bahwa  dalam  kehidupan  ini  ada  kehidupan  yang  tampak  dan kehidupan  yang  tidak  tampak.  Kehidapan  yang  tampak  dan  tidak  tampak  ini dikuasai  oleh  roh-roh  baik  dan  roh-roh  jahat,  dan  masing-masing  sangat berpengharuh  dalam  kehidupan  masyarakat.  Kekuatan  yang  baik  akan mendatangkan kebaikan dan kekuatan yang jahat akan mendatangkan malapetaka dan bencana dalam masyarakat.
Untuk meraih  keselamatan dan kebahagiaan tersebut  masyarakat nelayan sibolga menyelenggarakan Tradisi Labuhan yang diadakan setahun sekali pada  bulan april.  Masyarakat  sibolga percaya  dengan  menyelenggarakan  ritual  ini  mereka  akan mendapatkan keselamatan,  dan  dapat  menolak  bahaya  yang  akan  mengancam  kehidupan masyarakat.Masyarakat nelayan sibolga mempercayai ritual yang dilaksanakan, mendatangkan  segala keselamatan  sebaliknya  apabila  tidak  dilaksanakan  akan  mendatangkan  bencana yang  menyebabkan:  gagal  panen,  kematian,  sakit  ,  hasil  tangkapan  ikan  yang sedikit dan sebagainya.












0 komentar:

Posting Komentar